Uya Kuya mengaku akan mengambil pelajaran dari insiden yang terjadi pada Agustus lalu, yang berujung pada kericuhan dan penjarahan rumahnya. Ia menyatakan penghargaannya terhadap keputusan akhir MKD.
"Kita hargai keputusan dari MKD dan saya menerima dan seperti yang tadi dilihat. Ya pasti kita semua manusia harus belajar lah," tambahnya.
Latar Belakang Kasus Uya Kuya di MKD DPR
Kasus ini berawal dari aksi joget Uya Kuya saat Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD yang dilaporkan ke MKD karena dianggap melanggar kode etik. Video tersebut kemudian disunting dan disebarkan di media sosial dengan narasi yang menyatakan joget tersebut sebagai bentuk persetujuan terhadap kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR.
Wakil Ketua MKD DPR TB Hasanuddin menjelaskan dalam sidang putusan: "Bahwa menurut para pengadu dugaan pelanggaran kode etik terhadap teradu III (Surya Utama) dan IV (Eko Hendro Purnomo) atas tindakan melakukan joget pada saat Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI yang kemudian disunting ulang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab."
Artikel Terkait
Buruh Gelar Demo di Istana, Tolak Kenaikan UMP Jakarta yang Dinilai Tak Wajar
Presiden Iran: Kami dalam Perang Penuh Melawan AS, Israel, dan Eropa
Hujan Lebat Masih Akan Mengguyur Jabodetabek Hingga Awal 2026
Buruh Gelar Aksi Dua Hari di Istana, Tolak UMP Jakarta Rp5,7 Juta