Jeffrey Sachs & Asta Cita: Strategi Pembangunan Berkelanjutan Indonesia 2045

- Senin, 03 November 2025 | 10:10 WIB
Jeffrey Sachs & Asta Cita: Strategi Pembangunan Berkelanjutan Indonesia 2045

Pelajaran dari Jeffrey Sachs: Membayar Ongkos Peradaban untuk Indonesia Maju

Pertemuan dengan Jeffrey Sachs, seorang ekonom visioner yang melampaui angka dan statistik, mengungkapkan wawasan mendalam tentang makna pembangunan sesungguhnya. Dalam diskusinya, ekonomi tidak lagi sekadar berbicara tentang pasar dan modal, tetapi tentang manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.

The Price of Civilization: Refleksi Moral atas Krisis Global

Karya monumentalnya, The Price of Civilization, bukan hanya analisis ekonomi, tetapi sebuah renungan moral tentang arah dunia modern. Sachs menyadari bahwa setiap kemajuan datang dengan harga yang harus dibayar. Harga ini bukan hanya dalam bentuk anggaran atau defisit, tetapi dalam bentuk empati yang hilang, solidaritas yang tergerus, dan nurani publik yang terkikis oleh pragmatisme.

Menurut Sachs, krisis terbesar yang dihadapi manusia bukanlah krisis ekonomi, melainkan krisis etika. Peradaban modern dinilai telah menukar nilai dengan efisiensi dan menggantikan tanggung jawab dengan kepentingan semata. Akibatnya, negara-negara mungkin tumbuh secara material, namun rapuh secara moral.

Relevansi Pesan Sachs dengan Pembangunan Indonesia

Pesan Sachs terasa sangat relevan dengan kondisi Indonesia. Saat pemerintah menjalankan agenda transformasi besar di bawah visi Asta Cita—yang fokus pada ketahanan ekonomi, industrialisasi, perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan kualitas SDM—pesan moral Sachs menjadi panduan penting. Ekonomi tidak boleh berhenti pada angka, tetapi harus sampai pada penciptaan keadilan dan makna.

Pemerintah memahami bahwa kemajuan tidak bisa hanya diukur dari Produk Domestik Bruto, tetapi dari kesejahteraan rakyat yang merata. Kekuatan industri lokal, luasnya kesempatan kerja, dan partisipasi rakyat dalam pusat ekonomi menjadi indikator keberhasilan yang lebih substansial.

Ongkos Peradaban: Integritas sebagai Fondasi Pembangunan

Sachs menegaskan bahwa setiap peradaban menuntut ongkos. Ongkos ini bukan biaya yang dapat dihitung oleh lembaga statistik, melainkan keberanian moral untuk berubah. Ini berarti meninggalkan cara-cara lama yang pragmatis dan instan, yang seringkali mengorbankan nilai-nilai luhur.


Halaman:

Komentar