Waspada Puncak Musim Hujan 2025-2026: BMKG Imbau Siaga Banjir & Longsor

- Minggu, 02 November 2025 | 17:15 WIB
Waspada Puncak Musim Hujan 2025-2026: BMKG Imbau Siaga Banjir & Longsor

Sebagai langkah mitigasi proaktif, BMKG bersama dengan BNPB dan instansi terkait lainnya telah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di sejumlah wilayah rawan bencana, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Di Jawa Tengah, operasi telah dilakukan sejak 25 Oktober 2025 dari Posko Semarang dan Solo dengan 41 sorti penerbangan. Sementara itu, operasi dari Posko Jakarta telah melakukan 29 sorti dan dinilai efektif dalam mengurangi curah hujan ekstrem di area sasaran.

Fenomena La Nina Lemah Terpantau, Dampak Tidak Signifikan

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, memberikan penjelasan terkait kondisi iklim global. Suhu muka laut di Samudra Pasifik tengah dan timur mengalami pendinginan, yang menandai awal dari fenomena La Nina lemah.

Meski demikian, Guswanto memastikan bahwa fenomena La Nina lemah ini diprediksi tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia. "Curah hujan pada periode November 2025 hingga Februari 2026 diperkirakan tetap dalam kondisi normal," ujarnya.

Waspadai Peningkatan Risiko Bencana Hidrometeorologi

BMKG juga mencatat bahwa beberapa fenomena atmosfer skala global seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin sedang aktif secara bersamaan. Kombinasi ini, ditambah dengan anomali suhu laut yang hangat, meningkatkan suplai uap air dan mempercepat pembentukan awan hujan.

Oleh karena itu, risiko terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang menjadi lebih tinggi. BMKG mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah rawan bencana, untuk selalu waspada. Saat hujan disertai petir dan angin kencang, disarankan untuk menghindari area terbuka, berteduh di bawah pohon, atau berada di dekat bangunan yang rapuh.


Halaman:

Komentar