Dengan nada tegas, sang menteri pun memberi peringatan. Ancaman terhadap persatuan bangsa, katanya, tak akan pernah dibiarkan.
"Mereka yang berusaha merusak persaudaraan kita, persatuan kita, kebersamaan kita... hanya akan menghadapi kekuatan negara kita dan persatuan bangsa kita," tegas Yerlikaya.
Langkah keras ini bukan tanpa alasan. Latar belakangnya adalah insiden berdarah yang terjadi hanya dua hari sebelumnya, tepatnya pada Senin (29/12). Di Yalova, kota di barat laut Turki, tiga anggota polisi tewas dalam baku tembak panjang melawan kelompok ekstremis yang sama.
Bentrokan berjam-jam itu juga menewaskan enam anggota ISIS. Menurut informasi, keenamnya merupakan warga negara Turki. Tragedi itulah yang diduga memicu gelombang operasi anti-teror yang lebih masif ini.
Artikel Terkait
Tanpa Kembang Api, Semangat Malam Tahun Baru di Bundaran HI Tetap Membara
Euforia Musik dan Doa Bersama di Lapangan Banteng untuk Korban Bencana Sumatra
Modus Towing Mobil Sumatera Digunakan untuk Selundupkan 100 Kg Sabu ke Jabodetabek
Saudi Bombardir Pelabuhan Yaman Usai Kapal Diduga Bawa Senjata dari UEA Berlabuh