Jadi, siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan ini? Ida mengaku kampus tak punya jawaban pasti. Dia menduga ada kemungkinan adanya 'admin siluman' atau celah keamanan di sistem pusat yang dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab.
"Kami tidak tahu siapa yang memasukkan data tersebut. Bisa saja ada admin siluman atau bahkan sistem PDDikti diretas. Kejadian seperti ini sangat sulit diantisipasi oleh pihak kampus,"
jelasnya lebih lanjut.
Yang cukup mengejutkan, ternyata ini bukan kasus tunggal. Menurut pengakuan UHO, persoalan serupa sudah beberapa kali terjadi dan menimpa sejumlah alumni lainnya. Ayu Amanda, lulusan Teknik Sipil itu, hanyalah salah satu dari beberapa korban.
Jadi, ada apa sebenarnya dengan sistem database pendidikan tinggi kita? Kasus ini jelas memantik pertanyaan besar tentang akurasi dan keamanan data yang seharusnya jadi rujukan resmi.
Artikel Terkait
Kapolda Metro Jaya: Keamanan Jakarta adalah Hasil Gotong Royong, Bukan Hanya Tugas Polisi
Jaksa Agung Copot Kajari Bekasi Usai Rumahnya Disegel KPK
Laporan Gratifikasi ke KPK Tembus 5.020 Kasus, Nilainya Rp 16,4 Miliar
Anggaran Bencana Sumatera Tersedia, Koordinasi BNPB dan Kemenkeu Dinilai Harus Lebih Gesit