Menurut Sunarto, hakim yang tak punya rasa takut kepada Tuhan akan mudah terjerumus. Hal-hal tercela bisa dianggap enteng. Mereka akan cenderung melanggar, lalu berkilah hanya sedang sial bila ketahuan. Logika semacam ini yang ia khawatirkan.
Sebaliknya, dengan iman yang kuat, seorang hakim punya pengawas internal yang jauh lebih ketat.
“Paling kalau penegak hukum, ya, kalau, 'ya lagi sial saja', iya? Tapi kalau sudah ada waskat, pengawasan oleh malaikat, mereka enggak akan macam-macam,” tuturnya.
Argumennya sederhana: bila seseorang yakin diawasi oleh malaikat, dia akan berpikir seribu kali sebelum melanggar. Ada penegak hukum atau tidak, pelanggaran tidak akan dilakukan. Itulah kekuatan iman, kira-kira begitulah penjelasan Sunarto.
Pesan ini ia sampaikan bukan sebagai wejangan agama semata. Tapi lebih sebagai peringatan tentang bahaya ketika kecerdasan dan wewenang tidak diimbangi dengan fondasi moral yang kokoh. Sebuah refleksi yang cukup dalam di tengah proses seleksi hakim yang sedang berjalan.
Artikel Terkait
PAM Jaya Kirim Truk Air Bersih untuk Korban Bencana di Sumatera
Polisi Kudus Sedot Bensin Motor Dinas untuk Tolong Warga Mogok di Sawah
Kapolri Tinjau Langsung Pembersihan Sekolah dan Hunian Korban di Aceh Tamiang
Debt Collector Aniaya Istri Nasabah hingga Jari Putus