Operasi pencarian tiga korban kapal pinisi Putri Sakinah di perairan Labuan Bajo masih terus digenjot. Tim SAR tak main-main, mereka mengerahkan teknologi terbaru, termasuk drone bawah laut dan drone thermal. Sayangnya, alam seolah tak bersahabat. Cuaca buruk dan arus laut yang ganas di Selat Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, jadi penghalang serius bagi kerja peralatan canggih itu.
Yang masih hilang adalah Martin Carreras, pelatih Tim B wanita klub Spanyol Valencia CF, beserta kedua anak lelakinya. Sedihnya, satu jenazah anak perempuan telah berhasil ditemukan dan teridentifikasi lebih dulu.
Di tengah kendala itu, upaya pantang menyerah terus dilakukan. Menurut Fathur Rahman, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere yang koordinasi misi SAR, drone thermal sudah disiapkan untuk diterbangkan.
"Kami pun menerbangkan drone thermal untuk pemantauan udara. Cuaca memang belum ideal, tapi kita upayakan," jelas Fathur di Labuan Bajo, Selasa lalu.
"Drone itu siap kita terbangkan kapan saja saat operasi SAR berlangsung," tambahnya.
Drone thermal milik Basarnas punya kelebihan: kamera inframerahnya bisa mendeteksi panas tubuh manusia. Sementara itu, drone bawah laut bantuan Polda NTT masih menganggur di darat. Alasannya sederhana tapi masuk akal: arus di lokasi dinilai terlalu berisiko.
"Arusnya cukup deras, makanya kita belum berani menurunkannya," ujar Fathur.
Pencarian pun berlanjut dengan segala tantangannya. Harapan untuk menemukan ketiga korban masih menyala, meski gelombang dan cuaca terus menguji kesabaran.
Artikel Terkait
Singapura Berlakukan Cambuk Wajib untuk Pelaku Penipuan Parah
Jakarta Siapkan Delapan Panggung Meriah Sambut 2026
Siklon Hayley Picu Hujan Lebat dan Angin Kencang di NTT Hingga Awal Tahun
Polri Bentuk Desk Ketenagakerjaan, 2.275 Buruh PHK Dapat Pekerjaan Baru