Mereka adalah Martin Carreras Fernando, istrinya, serta keempat anak mereka yang masih belia, usianya antara 7 sampai 12 tahun. Hingga berita ini diturunkan, Martin dan tiga anaknya masih hilang, belum ditemukan tim SAR.
Yang selamat adalah sang istri, Mar Martinez Ortuno, dan putri bungsu mereka, Ortuno Andrea, yang baru berusia tujuh tahun.
Belum reda duka dari insiden pertama, tragedi serupa terulang. Pada Senin (29/12), kapal pinisi lain, Dewi Anjani, ikut karam. Lokasinya di perairan Dermaga Pink, tak jauh dari Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo.
Penyebabnya? Bisa dibilang ironis. Menurut keterangan Kepala Kantor KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, semua anak buah kapal ketiduran. Alhasil, tak ada seorang pun yang memompa air dari lambung kapal.
"Info sementara tidak pompa air got. Semua ABK ketiduran," kata Stephanus.
Dua insiden beruntun ini tentu memantik pertanyaan besar. Di satu sisi ada faktor alam dan human error yang tak terduga. Di sisi lain, sorotan Lasarus tentang pengawasan kelaikan kapal jadi terasa sangat relevan. Semoga investigasi KNKT bisa segera memberikan kejelasan dan langkah pencegahan yang konkret.
Artikel Terkait
Polri Peringkat 5 Dunia Kontributor Pasukan Perdamaian PBB, Siap Terjun ke Gaza
Puing Pesawat Jumbo 747 Tertancap di Atap Rumah Warga Bogor
Polri Pacu Ambisi Global: Dari Peringkat 5 Dunia hingga Incar Misi di Gaza
Bupati Aceh Tamiang Minta Fatwa Hukum untuk Kayu Terdampar Pascabanjir