"Ada 53 helikopter gabungan TNI, Polri, Basarnas, BNPB, kemudian ada swasta, Pertamina, dan lain sebagainya," jelasnya.
"Ini semuanya sejak awal ada di 3 provinsi tersebut."
Misi mereka jelas: menjangkau daerah-daerah yang terisolasi. Bencana tanah longsor dan banjir parah telah memutus banyak akses jalan. Bantuan darat pun terhambat.
"Ke mana mereka?" lanjut Teddy. "Mereka menerbangkan logistik ke daerah yang tidak terjangkau oleh darat. Yang jalannya putus, belum tersambung, ke desa-desa. Tujuannya ke kepala desa, ke posko peninjauan, dan sebagainya. Kira-kira seperti itu operasinya."
Jadi, dari satu helikopter pribadi presiden yang dikirim penuh inisiatif, operasi pun berkembang menjadi sebuah armada udara gabungan. Upaya ini menjadi nyawa bagi distribusi bantuan ke titik-titik paling terpencil yang terdampak bencana.
Artikel Terkait
Nusakambangan Jadi Kandang 1.882 Napi Berisiko Tinggi
Kriminal Turun, Narkoba Merajalela: Polresta Serang Kota Catat 386 Kasus Sepanjang 2025
Pijatan yang Berujung Maut: Suami di Medan Tega Bunuh Istri Gara-gara Ditolak Intim
Macet Parah Puncak, Polisi Terapkan Sistem Satu Arah ke Jakarta