Zelensky bersikukuh. Menyerahkannya lebih banyak wilayah hanya mungkin lewat referendum rakyat. Dan ia menolak keras campur tangan Rusia dalam pengelolaan Zaporizhzhia.
Di sisi lain, bagaimana respons Moskow? Sampai sekarang, Kremlin masih bungkam. Mereka belum memberi tanggapan resmi terhadap proposal terbaru ini. Meski begitu, sinyal yang mereka kirim tidak terlalu menggembirakan. Moskow sepertinya enggan mengubah tuntutan dasarnya: penarikan total Ukraina dari Donbas dan janji untuk tidak masuk NATO. Mereka juga ingin memblokir penempatan pasukan penjaga perdamaian Barat di Ukraina, plus pembatasan militer dan politik ketat yang bagi Kyiv sama saja dengan menyerah kalah.
Menariknya, negosiasi ini tidak berlangsung langsung antara Kyiv dan Moskow. Amerika Serikat bertindak sebagai perantara. Zelensky menyebutkan bahwa negosiatornya tidak berhubungan langsung dengan pihak Rusia. Semua masih menunggu.
"Saya kira kita akan mengetahui respons resmi mereka dalam beberapa hari ke depan," kata Zelensky.
Namun begitu, presiden Ukraina itu tak menutupi skeptisismenya. Pengalamannya berhadapan dengan Kremlin selama ini membuatnya tak mudah percaya.
"Rusia selalu mencari alasan untuk tidak setuju," ujarnya, singkat.
Sementara itu, dari Moskow, hanya ada sedikit petunjuk. Kremlin membenarkan adanya panggilan telepon antara penasihat kebijakan luar negeri mereka, Yuri Ushakov, dengan pejabat AS untuk membahas negosiasi. Tapi rinciannya ditutup rapat. Semua mata kini tertuju ke Florida, menunggu hasil pertemuan dua pemimpin itu, yang bisa menentukan arah perang di Eropa Timur.
Artikel Terkait
Pemprov DKI Buka Suara Soal Penolakan UMP Rp5,73 Juta
Siklon Tropis 96S Mengintai, Legislator Desak Pemerintah Siagakan Infrastruktur
Program Makan Bergizi Gratis Siap Digulirkan Awal 2026, Libur Sekolah Tak Jadi Penghalang
Solar 800 Liter: Rumah Sakit di Gaza Kembali Beroperasi, Tapi Hanya untuk Dua Hari