Merespon kondisi darurat itu, tim langsung bergerak. Bantuan genset dan lampu senter disalurkan sebagai solusi darurat untuk mengusir gelap. Tak cuma itu, mereka juga membawa berbagai kebutuhan pokok. Mulai dari obat-obatan, makanan instan, sembako, sampai kasur dan perlengkapan mandi. Semua didistribusikan untuk meringankan beban warga.
Sambil menyalurkan bantuan, tim juga melakukan pendataan. Mereka mencatat kerusakan rumah dan memetakan kebutuhan mendesak, terutama untuk kelompok rentan seperti anak-anak, ibu, dan lansia. Menurut Safriati, data lapangan ini punya peran krusial.
"Hasil tinjauan lapangan akan menjadi dasar koordinasi dengan pemerintah daerah dalam tahap pemulihan. Data yang kami kumpulkan di lapangan akan menjadi rujukan penting agar penanganan pascabencana dapat dilakukan secara maksimal dan tepat sasaran,"
tambahnya.
Intinya, kehadiran mereka di Pantee Bidari bukan sekadar seremonial. Ini adalah langkah awal untuk memastikan penanganan darurat sesuai realita di lapangan dan menjadi pijakan bagi kebijakan pemulihan jangka panjang bersama pemda. Dengan segala upaya tersebut, Ditjen Bina Adwil bertekad untuk terus mendampingi pemerintah daerah dan masyarakat yang terdampak, mengembalikan secercah harapan di tengah bencana.
Artikel Terkait
Kotak Hitam Ditemukan, Reruntuhan Jet Pribadi Jenderal Libya Ditemukan di Ankara
Pertamina Siapkan Serambi dan Layanan Antar BBM untuk Antisipasi Mogok Saat Mudik Nataru
Tersangka Ancaman Bom di Depok Klaim Akunnya Diretas
Di Balik Doa untuk Sumatera, Gus Ipul Dengar Kisah Haru Anak-anak Sekolah Rakyat