Dalam kesempatan itu, Menteri Raja Juli berusaha menjelaskan maksud di balik aksi penumbangan.
"Kalau secara simbolik ada pemusnahan sawit, bukan berarti ada permusuhan pada masyarakat," ujarnya.
"Tapi kita kembalikan Taman Nasional pada fungsinya sebagai kawasan konservasi."
Ia juga menyampaikan apresiasi yang mendalam pada warga Bagan Limau. Menurutnya, kesediaan masyarakat melepas lahan itu adalah bentuk rekonsiliasi yang brilian, sebuah solusi yang menguntungkan semua pihak.
"Apa yang terjadi hari ini bisa jadi teladan untuk daerah lain," tambah Raja Juli.
Pesan intinya tetap sama: ini bukan tentang konflik, melainkan tentang mengembalikan sesuatu pada tempatnya. Tesso Nilo harus kembali menjadi hutan konservasi, sebagaimana mestinya.
Artikel Terkait
Delapan Rumah Ludes Dilahap Si Jago Merah di Grogol Petamburan
Macet Parah Landa Tol Cikampek, Solar di Rest Area KM 39 Habis
Polisi Gerebek Kontrakan Pengoplos Elpiji di Cileungsi, Pelaku Kabur
Ibu dan Anak Korban Kecelakaan Bus Semarang Disemayamkan dalam Satu Liang Kubur