Suara mesin berat itu memecah pagi di Yerusalem Timur. Pada Senin (22/12) waktu setempat, sejumlah buldoser Israel merobohkan sebuah gedung permukiman setinggi empat lantai. Aksi itu pun menggusur warga Palestina yang tinggal di dalamnya.
Para aktivis langsung menyorotinya. Mereka menyebut ini pembongkaran terbesar di area tersebut sepanjang tahun ini. Tak hanya itu, langkah Tel Aviv ini dituding sebagai upaya sistematis untuk memajukan kepentingan permukiman Yahudi mereka. Kritik itu mengeras, meski pihak berwenang Israel punya alasan sendiri.
Menurut laporan AFP, gedung yang rata dengan tanah itu berada di kawasan Silwan, tak jauh dari Old City. Bangunan itu bagian dari sebuah kompleks apartemen yang terdiri dari belasan unit. Sekitar seratus orang tinggal di sana. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan, anak-anak, dan para lansia.
Ini bukan kejadian pertama. Sebaliknya, peristiwa ini hanyalah yang terbaru dari serangkaian penghancuran serupa. Pejabat Israel beralasan mereka menargetkan bangunan-bangunan yang dianggap tidak sah di Yerusalem Timur. Namun begitu, bagi penghuninya, itu adalah rumah.
Artikel Terkait
KPK Tangani 439 Perkara Korupsi Sepanjang 2025, Pulihkan Aset Rp 1,53 Triliun
WFA Bikin Puncak Arus Mudik Nataru Geser ke 24 Desember
Kaji Ulang Program Makan Bergizi Gratis, KPK Soroti Potensi Korupsi di Rantai Pengadaan
Kajari Bangka Tengah Tersandung Kasus Korupsi Dana Baznas Rp840 Juta