Sebagai contoh, ia menyebut satu kasus yang ditanganinya. Narkoba diambil dari wilayah Pekanbaru, namun produsennya diduga kuat berasal dari Malaysia atau bahkan Cina. Jalurnya berliku.
"Jadi dia terimanya di Pekanbaru, kemudian diambil dibawa ke Jakarta menggunakan mobil sewaan,"
Nah, untuk menghindari pemeriksaan, barang-barang itu dibagi dan disembunyikan di beberapa kompartemen sekaligus. Trik klasik, tapi masih sering dipakai. Tujuannya jelas: agar tidak mudah terlihat, baik oleh mata polisi maupun alat pemindai sekalipun.
Di sisi lain, pola transit ini memang membuat penyelidikan jadi lebih rumit. Jejaknya terputus-putus. Meski begitu, pengungkapan ribuan kasus dalam waktu singkat itu menunjukkan bahwa aparat mulai memahami pola pergerakannya. Tantangannya tetap ada, tapi perang terhadap narkoba jelas belum berakhir.
Artikel Terkait
Kejagung Buka Posko Pengaduan, Ajak Masyarakat Awasi Oknum Jaksa
Mualem dan Amran Bahas Pemulihan Pertanian Aceh Pascabencana
Restorasi Tesso Nilo Dimulai, Sawit Tumbang dan Warga Serahkan Lahan
KPK Tangani 439 Perkara Korupsi Sepanjang 2025, Pulihkan Aset Rp 1,53 Triliun