Kabut pagi di Tapanuli Tengah belum sepenuhnya hilang ketika dua menteri tiba di Asrama Haji, Minggu (21/12) lalu. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Perumahan Maruarar Sirait hadir untuk satu tujuan: memulai pembangunan hunian tetap bagi warga yang rumahnya porak-poranda diterjang bencana. Ini adalah babak baru dari upaya pemulihan yang sudah berjalan beberapa waktu.
Menurut Tito, sejak awal musibah terjadi, gerak respons terasa cepat. Semua pihak, dari tingkat daerah sampai pusat, langsung turun tangan. TNI dan Polri juga tak tinggal diam. Mereka bergerak bersama, bahu-membahu, membantu masyarakat yang terdampak.
Ucap Tito dalam keterangan tertulisnya. Pernyataannya itu disampaikan tepat di lokasi acara groundbreaking huntap.
Nah, kerja sama itu sendiri difokuskan untuk menangani berbagai dampak yang muncul. Mulai dari korban jiwa dan luka-luka, sampai ke kerusakan rumah warga yang levelnya beragam. Ada yang cuma gentengnya copot, tapi tak sedikit juga yang nyaris rata dengan tanah atau bahkan hilang tersapu.
Sebelum bantuan disalurkan, pemerintah sudah melakukan pendataan. Tujuannya jelas, agar bantuan tepat sasaran. Untuk rumah rusak ringan dan sedang, akan ada bantuan dana perbaikan. Sementara untuk yang rusak berat atau hilang, penanganannya bertahap: mulai dari tempat penampungan sementara, hunian sementara (huntara), hingga akhirnya huntap yang permanen seperti yang kini mulai dibangun.
Artikel Terkait
Atalia Praratya Singkat Berujar di Bandung: Minta Doanya
Tempe Berlari Menuju UNESCO, Diusung Jadi Warisan Budaya Dunia
BMKG Waspadai Bibit Siklon 93S yang Berpotensi Jadi Badai Tropis Kategori 2
Lari Solidaritas di Lereng Borobudur, Galang Miliaran Rupiah untuk Korban Bencana Sumatera