“Terima kasih kepada teman-teman musisi yang terus berkarya, terus bermusik,” ucapnya.
Lalu, apa saja bantuan yang disalurkan? Bantuan untuk komunitas di Bogor ini cukup lengkap. Ada satu unit bass lima senar, dua gitar elektrik, satu gitar akustik elektrik, plus drum pad untuk latihan. Tak ketinggalan perangkat pendukung pertunjukan seperti dua unit mikrofon, mixer 10 channel, speaker aktif, serta stand-standnya.
Dengan perkiraan sekitar 40 orang yang akan merasakan manfaatnya, bantuan ini diharapkan bisa langsung meningkatkan kualitas latihan dan pertunjukan. Sound system yang lebih bagus, misalnya, bakal membantu mereka menjangkau audiens lebih luas, baik di pentas internal maupun pertunjukan terbuka untuk masyarakat umum. Peluang untuk kolaborasi lintas genre pun terbuka lebar.
Rupanya, penyaluran di Bogor ini bukan yang pertama. Program serupa sudah lebih dulu digelar di beberapa kota seperti Yogyakarta, Jakarta, dan Cirebon. Bahkan di ruang publik seperti Kawasan Kota Tua, stasiun MRT, hingga hub KCIC Whoosh. Polanya jelas: penguatan ekosistem musik tidak boleh hanya berpusat di ibu kota, tetapi harus menyentuh komunitas lokal sebagai jantung kehidupan budaya daerah.
Melalui program ini, Fadli ingin menegaskan komitmennya. Ruang kreatif berbasis komunitas di berbagai daerah harus dapat dukungan nyata. Harapannya, musik bisa terus tumbuh bukan sekadar hiburan, tapi sebagai medium ekspresi, pembelajaran, dan penguatan identitas lokal yang inklusif. Sebuah harapan yang, jika dirawat bersama, bukan mustahil untuk diwujudkan.
Artikel Terkait
25 ABK Selamat Dievakuasi, Delapan Rekan Masih Hilang di Perairan Tanggamus
Tito Resmikan Huntap Sibolga, Wujudkan Perintah Presiden untuk Pemulihan Korban Bencana
Langit Merah di Pandeglang Hebohkan Warga, BMKG: Cuma Fenomena Biasa
Arus Mudik Natal di Tol Cipali Landai, Volume Kendaraannya Turun 17 Persen