Warisan Islah PUI: Menyalakan Obor Generasi Penggerak Indonesia Emas 2045

- Minggu, 21 Desember 2025 | 13:55 WIB
Warisan Islah PUI: Menyalakan Obor Generasi Penggerak Indonesia Emas 2045

KH Abdul Halim punya keyakinan teguh. Baginya, pendidikan adalah jalan pembebasan. Melalui model Santi Asromo, beliau meracik sebuah sistem terpadu. Agama, ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan kemandirian ekonomi disatukan dalam satu tarikan napas.

Sementara itu, KH Ahmad Sanusi menunjukkan sesuatu yang lain. Baginya, kemurnian tauhid harus melahirkan keteguhan sikap dan keberanian moral. Bahkan saat tekanan kolonial begitu kuat sekalipun. Warisan keduanya memberi pelajaran penting: nilai yang tak diwujudkan dalam aksi nyata, akan kehilangan daya ubahnya sama sekali.

Menyambut 2045 dengan Generasi yang Bukan Sekadar Pekerja

Menuju Indonesia Emas 2045, yang dibutuhkan bukanlah generasi yang cuma siap kerja. Lebih dari itu, mereka harus siap menggerakkan perubahan. Bonus demografi tanpa fondasi nilai yang kokoh justru berisiko. Bisa-bisa melahirkan generasi besar yang kebingungan, kehilangan arah. Makanya, PUI memandang kaderisasi dan pendidikan generasi sebagai mandat sejarah. Ini jauh lebih berat dari sekadar program organisasi biasa.

Generasi Islah yang diidealkan adalah mereka yang berakar pada tauhid, berilmu mumpuni, berakhlak, dan lincah menjawab tantangan zaman dengan solusi yang bermartabat.

Mereka diarahkan untuk hadir di berbagai lini strategis bangsa dari pendidikan, ekonomi, hingga kepemimpinan publik. Bukan dengan membawa ambisi semata, tapi dengan membawa nilai. Diharapkan, mereka mampu mengubah ilmu jadi amal, amal jadi gerakan, dan gerakan itu sendiri akhirnya menjadi kontribusi nyata bagi persatuan dan kemajuan Indonesia. Inilah bentuk Islah yang kontekstual, yang relevan untuk masa depan.

Di usia 108 tahun, PUI jelas memasuki fase baru. Jika abad pertamanya adalah era menanam fondasi, maka abad kedua ini harus jadi masa memperluas dampak. Api Islah yang dinyalakan para pendiri dulu harus terus dijaga nyalanya. Bahkan, ia perlu diubah menjadi obor yang lebih terang, yang bisa menerangi jalan generasi penerus.

Dengan meneguhkan nilai, menyiapkan generasi, dan menggerakkan Islah secara kolektif, relevansi PUI tak akan pudar. Bisa jadi, justru organisasi ini akan menjadi bagian penting dari sejarah panjang Indonesia menuju 2045.

Selamat Milad ke-108 PUI Islah yang Diteguhkan Hari Ini, adalah Peradaban yang Dipanen Esok Hari


Halaman:

Komentar