Di dalam negeri, ia menyebut JAFF (Jogja-NETPAC Asian Film Festival) sebagai platform strategis lainnya. Harapannya, kolaborasi yang lebih luas bisa terus terjalin sehingga festival serupa tumbuh di berbagai kota dan provinsi.
Merespons hal ini, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan terima kasih atas perhatian Menbud. Ia menilai kunjungan Fadli ke sejumlah situs budaya di Semarang adalah langkah yang strategis. Agustina juga menyambut baik rencana Kemenbud untuk merenovasi dan mengembangkan ruang aktivitas budaya bagi warga Semarang.
Ke depan, ia mengungkapkan LSSFF rencananya akan digelar lagi tahun depan dengan skala yang lebih baik. Bahkan, ada wacana untuk menghadirkan Festival Keroncong sebagai bagian dari penguatan ekosistem seni budaya kota.
Di akhir acara, Ketua Komite LSSFF 2025 Samuel JD Wattimena turut berbicara. Ia mengapresiasi tinggi para pembuat film pendek yang telah berproses, menyulam kisah, dan menghidupkan cerita di layar.
Samuel menegaskan, rangkaian kegiatan LSSFF dari lokakarya hingga gelar wicara dirancang bukan cuma untuk menghasilkan karya. Tujuannya lebih jauh: membangun kapasitas dan memperluas perspektif para sineas muda.
Harapannya jelas: tercipta ekosistem perfilman yang sehat, kolaboratif, dan bisa berjalan berkelanjutan. Bersama komunitas film dari tingkat lokal hingga internasional.
Artikel Terkait
Gelombang Mudik Nataru Lebih Awal, Tol Jabodetabek Mulai Sesak
Gempa 5,2 Magnitudo Guncang Pohuwato, Getaran Terasa hingga Sulteng
Dialog Damai di Tesso Nilo: Warga Rela Pindah, Gajah Kembali Bernapas
Imran Khan dan Istri Divonis 17 Tahun Penjara dalam Kasus Hadiah Negara