Lalu dia menambahkan dengan nada lebih cair, "Jangan slogan itu cuma untuk senior saja. Giliran adik-adik yang jadi ketum, malah merasa jabatannya kekal. Nggak boleh, ya nggak boleh lah."
Di sinilah poin utamanya. Di hadapan para senior itu, Bahlil menegaskan bahwa yang mengelola partai sekarang adalah generasi baru. Dia mengajak semua pihak fokus dan memberi ruang.
Untuk menggambarkan dinamika kepemimpinan, Bahlil punya analogi yang cukup nyeleneh: sopir angkot. Menurutnya, partai harus berani berubah, dan soal waktu tak ada yang bisa menduga.
Dan dia menutup dengan kalimat yang terdengar seperti tantangan sekaligus pengakuan. "Saya cuma menyampaikan. Tapi kalau mau diuji, silakan. Kami ini nothing to lose soalnya," pungkas Bahlil.
Artikel Terkait
Gelombang Mudik Nataru Lebih Awal, Tol Jabodetabek Mulai Sesak
Gempa 5,2 Magnitudo Guncang Pohuwato, Getaran Terasa hingga Sulteng
Dialog Damai di Tesso Nilo: Warga Rela Pindah, Gajah Kembali Bernapas
Imran Khan dan Istri Divonis 17 Tahun Penjara dalam Kasus Hadiah Negara