Ia melanjutkan, penganiayaan fatal terjadi pada hari Sabtu. Namun, keesokan paginya--tepat sebelum orang tua korban datang--aksi kekerasan masih berlanjut.
"Kami belum bisa memastikan berapa kali persisnya, karena pemeriksaan masih intensif. Yang jelas, penganiayaan inilah yang mengakibatkan korban meninggal," tegasnya.
Akibatnya sungguh memilukan. Tubuh korban penuh luka lebam. Yang membuat hati miris, di kepala dan wajahnya ditemukan coretan-coretan tinta dan tipex, tanda perundungan yang keji.
"Luka tersebar di dada, kepala, perut, kaki, dan tangan. Dari pengakuan pelaku, mereka menggunakan tangan kosong, jadi tidak ada luka terbuka. Tapi ada coretan di wajah bekas tipex dan tinta," papar Agung.
Kasus ini tentu meninggalkan pertanyaan besar tentang pengawasan di lingkungan pesantren. Di sisi lain, proses hukum untuk ketiga pelaku yang masih anak-anak ini juga akan menjadi perhatian serius.
Artikel Terkait
Angin Kencang di Citeureup Terbangkan Atap, Remaja Tertimpa Reruntuhan
Jakarta Siagakan 2.061 Personel untuk Amankan 574 Gereja Saat Natal
Bibit Siklon Tropis 93S Menguat, Hujan Lebat dan Angin Kencang Ancam Jawa hingga Lampung
Bekasi Terjerat Lagi, Wakil Ketua MPR Soroti Kutukan Korupsi yang Tak Kunjung Usai