Saya sendiri sudah jadi penikmat buku filsafat sejak kuliah dulu. Walaupun yang saya baca kebanyakan masih buku pengantar atau sejarah filsafat. Seperti novel "Dunia Sophie" karya Jostein Gaarder yang bercerita tentang sejarah filsafat Barat dengan cara begitu memikat. Atau "Berkenalan dengan Eksistensialisme" karya Fuad Hassan, mantan Mendikbud RI. Perkenalan-perkenalan itulah yang bikin saya jatuh hati.
Tapi, apakah filsafat cuma soal bacaan yang menarik? Kini, saya justru melihatnya sebagai praktik hidup sehari-hari. Filsafat itu menyublim, meresap dalam keseharian kita. Ia bukan cuma perkakas untuk menata nalar, tapi lebih dari itu. Filsafat memberi kita ruang untuk bernapas, untuk memaknai segala ketidakpastian yang menghampiri.
Alat Ketahanan di Era Ketidakpastian
Manfaat filsafat tentu banyak. Salah satunya, ia bisa memberi kita momen kesadaran jeda yang sangat dibutuhkan di tengah dunia yang serba tak pasti.
Saya diingatkan soal ini oleh satu buku bagus: A Philosophy of Walking karya Frédéric Gros, seorang pengajar filsafat asal Prancis. Buku populer ini bercerita tentang kebiasaan berjalan kaki para filsuf besar. Sebut saja Immanuel Kant, Friedrich Nietzsche, atau Jean-Jacques Rousseau.
Bagi Gros, berjalan kaki itu sendiri adalah laku filsafat. Karena lewat aktivitas sederhana itu, kita bisa merasakan dan memaknai kebebasan manusia secara utuh.
Begitu tulisnya.
Jadi, dengan berjalan kaki, kita sebenarnya mengambil jeda. Melepaskan beban masa lalu dan kecemasan akan masa depan, meski hanya sesaat. Pada akhirnya, filsafat dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun bisa jadi alat untuk bertahan. Paling tidak, itu yang saya rasakan.
Maka, tak ada salahnya kan merayakan filsafat dengan mulai membaca buku-buku populer tentangnya?
Rakhmad HP. Wartawan dan pegiat detikcom Bookclub.
Artikel Terkait
Rajdhani Express Tergelincir Usai Tabrakan Maut dengan Kawanan Gajah di Assam
Polri Gelar Rotasi Besar, Polwan Dapat Porsi Strategis di PPA-PPO hingga Wakapolda
Semeru Muntahkan Abu 1,2 Kilometer, Status Siaga Diperpanjang
Ijeck Diberhentikan dari Ketua Golkar Sumut: Saya Terkejut dan Kecewa