Namun begitu, klaim damai itu seolah tak terdengar di garis depan. Hanya beberapa jam setelah pernyataan Trump, pemerintah Kamboja melaporkan serangan masih berlanjut. Mereka menyebut militer Thailand menggunakan jet tempur F-16 untuk menjatuhkan bom pada Sabtu (13/12) itu.
“Tujuh bom pada sejumlah target,” begitu bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Kamboja yang dilansir AFP. Jelas, situasinya masih jauh dari kata aman.
Akarnya sih klasik: sengketa batas wilayah sepanjang 800 kilometer yang warisan era kolonial. Perselisihan ini sudah lama, tapi kali ini dampaknya luar biasa besar. Sekitar setengah juta orang dari kedua sisi terpaksa mengungsi, meninggalkan rumah mereka demi keselamatan. Masing-masing pihak, seperti biasa, saling tunjuk dan menyalahkan soal siapa yang memulai kembali pertempuran ini.
Jadi, di satu sisi ada narasi damai yang dikumandangkan dari jauh. Di sisi lain, realita di tanah perbatasan masih diwarnai dentuman dan kepanikan. Ratusan ribu warga sipil terjebak di tengahnya, menunggu janji perdamaian itu benar-benar terwujud.
Artikel Terkait
Miliaran Rupiah Raib, 207 Korban Terjerat Modus Wedding Organizer Palsu
Kampus Brown Berduka: Dua Mahasiswa Tewas dalam Penembakan Malam yang Mencekam
Gunungan Sampah di Kolong Flyover Ciputat, Warga Tutup Hidung dan Menunggu Solusi
Tembakan Pecah di Dekat Kampus Brown, Warga Diberondong Imbauan Lockdown