Putin Buka Pintu Kerja Sama Nuklir dalam Pertemuan Hangat dengan Prabowo

- Rabu, 10 Desember 2025 | 21:35 WIB
Putin Buka Pintu Kerja Sama Nuklir dalam Pertemuan Hangat dengan Prabowo

Di ruang pertemuan Istana Kremlin yang megah, Rabu (10/12/2025), Vladimir Putin menyambut hangat Prabowo Subianto. Pertemuan bilateral itu tak cuma seremonial belaka. Putin, dengan nada percaya diri, langsung menawarkan kerja sama yang lebih dalam pada sektor-sektor strategis. Teknologi nuklir untuk pembangkit listrik jadi salah satu poin utama yang ia sodorkan.

Sebelum masuk ke pokok pembicaraan, Putin lebih dulu menyinggung hubungan dagang kedua negara. Menurutnya, kerja sama di bidang itu sedang dalam tren positif.

“Hubungan kita berkembang dengan sangat stabil. Tahun ini, kita merayakan peringatan 75 tahun berdirinya hubungan diplomatik,” ujar Putin.

“Komisi antar pemerintah aktif bekerja di kedua belah pihak. Hubungan perdagangan dan ekonomi berkembang dengan baik. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, terjadi peningkatan sebesar 17%,” tambahnya.

Angka itu ia sebut sebagai fondasi yang kokoh. Namun begitu, Putin rupanya punya agenda lebih jauh. Ia melihat peluang besar di sektor energi, dan di situlah tawaran konkretnya muncul.

Nada bicaranya berubah, lebih fokus dan penuh tawaran. Putin secara eksplisit menyatakan kesiapan Rusia untuk terlibat dalam rencana energi nuklir Indonesia. Tawaran ini ia sampaikan dengan membaca situasi, mengaitkannya dengan program swasembada energi yang diusung Prabowo.

“Kami memiliki prospek yang sangat baik di bidang energi, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir,” katanya.

“Saya tahu bahwa negara Anda memiliki rencana seperti itu, dan kami selalu siap membantu jika Anda menganggap memungkinkan untuk melibatkan spesialis kami.”

Ucapannya jelas sebuah sinyal. Rusia, dengan pengalamannya yang panjang di teknologi nuklir, membuka pintu lebar-lebar. Pertemuan di Moskow itu pun meninggalkan satu pesan tegas: kerja sama bilateral kedua negara berpotensi melesat jauh melampaui sekadar angka perdagangan.

Komentar