Di tengah udara sejuk Ciwidey, Bandung, Wakil Menteri Koperasi Farida Farichah baru saja menutup sebuah program magang khusus. Program selama delapan hari itu diikuti oleh 38 pengurus koperasi desa yang datang dari 11 provinsi berbeda. Tujuannya jelas: membekali mereka dengan kemampuan nyata, terutama di sektor pertanian, agar bisa mengelola koperasi di daerah masing-masing dengan lebih baik.
Namun begitu, Farida punya pesan tegas. Ia tak ingin acara ini berakhir sebagai sekadar pelatihan formal belaka. Baginya, ilmu yang didapat harus langsung diterjemahkan menjadi aksi konkret di lapangan.
Menurutnya, program ini bukan cuma soal keterampilan teknis. Lebih dari itu, ada semangat patriotisme yang coba ditanamkan. Para peserta ia sebut sebagai ‘patriot’ yang punya tugas mulia: mengentaskan kemiskinan dan mendongkrak kesejahteraan warga desa.
Di sisi lain, peran koperasi desa dinilai sangat strategis. Farida melihat ini sebagai salah satu cara mewujudkan visi Presiden Prabowo soal pembangunan ekonomi desa dan swasembada pangan.
Ia juga menyoroti sebuah persoalan klasik: urbanisasi. Banyak tenaga kerja desa yang memilih merantau ke kota, seringkali malah menimbulkan masalah sosial baru. Nah, di sinilah koperasi desa diharapkan bisa menjadi penahan. Dengan menciptakan lapangan kerja di lokal, warga tak perlu lagi pergi jauh-jauh.
Artikel Terkait
Air Bersih Masih Jadi Mimpi, Warga Aceh Tamiang Bertahan di Tengah Genangan Krisis
Pembebasan Utang KUR untuk Petani Aceh Dinilai Belum Cukup, DPR Minta Bantuan Saprodi dan Hunian
Kebakaran Gedung Kemayoran: Ibu Hamil Tujuh Bulan Jadi Korban, Baterai Lithium Diduga Biang Keladi
Jenazah Korban Kebakaran Terra Drone Masih Utuh, Identifikasi Visual Dinilai Cukup