Namun begitu, rasa takut itu tidak melumpuhkannya. Justru sebaliknya. Ada dorongan kuat dari dalam dirinya untuk turun dan menolong. Dengan langkah pasti, pria berusia kepala lima ini kembali mendekati area yang terendam untuk mengevakuasi korban.
Aksi yang dilakukannya bahkan di luar dugaan. Dalam kepanikan itu, tanpa pikir panjang, Fendi mampu menggendong dua ibu-ibu sekaligus menyelamatkan mereka dari terjangan air. "Terus terang saja, saya sampai tidak percaya sore itu saya sanggup menggendong dua perempuan yang bobot badannya jauh lebih besar dari saya," ujarnya.
Dia menghela napas. "Mungkin ini kuasa Tuhan."
Kini, dusun di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat itu tinggal kenangan pahit. Fendi dan warga lainnya hanya bisa memandang sisa-sisa kehancuran. Rutinitas yang hilang, rumah yang ambruk, dan trauma yang dalam. Tapi di tengah semua itu, keberanian seorang Fendi menjadi cerita kecil tentang kemanusiaan yang tetap menyala, bahkan di saat segalanya berantakan.
Artikel Terkait
Cahaya Kembali Menyapa Palembayan, Warga Mulai Bernapas Lega
Warung Mie Aceh di Bogor Sediakan Makan Gratis untuk Mahasiswa Korban Bencana
Tragedi Berdarah di Saulville: 11 Tewas dalam Penyerbuan Brutal ke Hostel
Warung Mie Aceh di Bogor Buka Dapur untuk Mahasiswa Korban Bencana