Hal ini, menurutnya, menjadikan inovasi sebagai tradisi yang tak terputus oleh pergantian kepemimpinan.
Berdasarkan pengamatannya, Bima memaparkan sebuah matriks inovasi yang menggambarkan beragam karakter individu. Ternyata, pola pikir ASN dan kepala daerah pun beragam. Ada yang kreatif dan konsisten mendorong perubahan, tapi tak sedikit pula yang cenderung pasif atau kurang menonjol.
Dari situ, ia menarik kesimpulan. Para inovator sejati umumnya punya mindset yang berbeda; jiwa petarung dan dorongan kuat untuk memberi manfaat bagi orang lain.
"Sudah punya niat untuk berbuat bagi rakyat dan memiliki keberanian untuk berubah. Di sinilah kandang para inovator, Bapak-Ibu sekalian," ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Bima mengucapkan selamat kepada para penerima Lamongan Award 2025. Namun begitu, ia berharap penghargaan ini bukan akhir perjalanan. Ia mengajak semua pihak untuk merenung sejenak.
"Pertanyaannya adalah, apakah warga juga bangga? Apakah rakyat juga merasakan? Apakah ada dampak yang terstruktur, sistematis, dan masif? Itu pertanyaannya," kata Bima.
"Nah, karena itu izinkan saya mengajak Bapak-Ibu kita semua sedikit merenung di balik kebanggaan penghargaan yang didapat."
Harapannya jelas: agar mereka menjadi inovator sejati yang berkontribusi nyata, bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk mendorong perubahan yang berarti di Kabupaten Lamongan.
Artikel Terkait
Kampung-Kampung Tinggal Nama: Gubernur Aceh Gambarkan Puing Banjir yang Menghanyutkan Desa
Waspada Macet Besok Pagi, Dishub Siapkan Rekayasa Lalu Lintas untuk Dua Event Lari di Monas
Konser Gesrek Ancol Jadi Ajang Aksi Copet, 21 Ponsel Diamankan Polisi
Dua Ibu Diselamatkan dari Galodo oleh Warga yang Tak Kenal Lelah