Ia melanjutkan, kondisi tanggul yang sudah berusia sepuluh tahun itu kian tertekan oleh fenomena alam yang lebih besar. Permukaan air laut yang naik akibat pemanasan global memberi beban ekstra. Belum lagi tanah di sekitarnya yang ambles, atau land subsidence, membuat struktur jadi tak stabil.
"Dan juga memang adanya global warming yang meningkatkan permukaan tinggi air laut. Juga pengaruh juga land subsidence," jelasnya.
Intinya, ini masalah gabungan. "Ini artinya kombinasi ya antara land subsidence, tinggi muka air laut, pressure air laut, dan juga korosi terhadap struktur beton," papar Herisuandi.
Tanggul sepanjang dua kilometer itu, sekitar lima ratus meternya merupakan bagian dari area PT Pelindo. Setelah satu dekade berdiri, wajar jika ketahanannya mulai menurun. Perlahan tapi pasti, air laut merapuhkan pertahanan buatan manusia ini.
Artikel Terkait
Jembatan Udara Jember-Bali Akhirnya Terbang, Janji Jember Maju Mulai Nyata
Tanggul Jebol, Banjir Rendam Permukiman Warga di Sukaraja
Panggung Inklusif FX Sudirman: Saat Talenta Disabilitas Menyala dan Mimpi Diberi Rumah
Randurlap Polda Kalsel Siap Hidangkan Ribuan Piring di Haul Guru Sekumpul