Isinya sungguh menyayat. Sang penulis, yang mengaku sebagai orang tua, memohon dengan sangat kepada siapa pun yang menemukan bayinya untuk menguburkannya secara layak. Ada pengakuan pilu tentang kegagalan dan rasa bersalah yang mendalam.
"(Isi surat) 'Tolong bantu saya, siapapun anda. Kuburkan anak saya dengan layak. Maafkan saya, saya tidak mampu menjadi anak yang baik. Saya gagal merawat putriku ini',"
Begitu kira-kira bunyi pesan dalam surat itu, seperti ditirukan oleh AKP Made Budi. Kalimat-kalimat pendek itu terasa berat, penuh keputusasaan. Seolah semua jalan sudah buntu.
Kasus ini tentu meninggalkan banyak tanda tanya. Namun begitu, di balik semua itu yang paling menyentuh adalah narasi kesedihan seorang manusia yang merasa telah gagal total. Sebuah permintaan tolong yang bisu, tertinggal di sudut toilet stasiun yang ramai.
Artikel Terkait
Puan Maharani: Status Bencana Nasional untuk Banjir Sumatera Tunggu Kajian Presiden
Satu RT di Pluit Masih Terendam, Banjir Rob Diprediksi Berlanjut hingga 10 Desember
Satgas PKH Selidiki Kaitan Longsor dan Banjir Bandang dengan Kerusakan Hutan di Sumatera
Bantuan Kemensos Genjot Distribusi Logistik ke 10 Titik Banjir Aceh