Langkah ketiga tak kalah krusial: pengiriman bantuan logistik. Obat-obatan, alat medis, dan bahan habis pakai dikirim untuk mengantisipasi lonjakan keluhan kesehatan di lokasi bencana. Kecepatan pengiriman jadi kunci.
"Supaya bisa terkendali, bantuan logistik medis ini harus cepat," tambahnya.
Strategi terakhir menyangkut sumber daya manusia. Tenaga kesehatan tambahan dari pusat dimobilisasi ke daerah-daerah yang kekurangan. Tujuannya sederhana, agar pelayanan di lapangan bisa lebih optimal dan merata.
Di sisi lain, Dante mengaku waspada dengan ancaman penyakit pascabanjir. Beberapa laporan sudah mulai masuk.
"Ini sudah mulai ada yang gatal-gatal, demam, sampai tifus. Ini kita tangani dengan koordinasi setiap hari lewat vidcon," ujarnya.
Koordinasi harian dengan kepala dinas kesehatan di wilayah terdampak diperkuat. Surveilans ditingkatkan untuk mengantisipasi wabah. Hingga saat ini, pantauan Kemenkes mencakup 75 kabupaten/kota di tiga provinsi, dengan 50 wilayah di antaranya dikonfirmasi terdampak banjir. Situasinya dinamis, dan upaya penanganan terus berjalan.
Artikel Terkait
Mahoni Raksasa Tumbang di Bogor, Dua Pemotor Jadi Korban
Irak Urungkan Rencana Masukkan Hizbullah dan Houthi ke Daftar Teroris
Rob Kembar Genangi Pesisir Jakarta, Gubernur: Puncaknya Sudah Lewat
Mantan Kalapas Dicopot Usai Diduga Paksa Warga Binaan Makan Daging Anjing