jelasnya tentang perjuangan mereka bertahan hidup.
Baru pada hari keenam, air mulai surut. Yang tersisa adalah pemandangan pilu. Ratusan rumah rusak parah, beberapa bahkan hanya menyisakan fondasi. Desa mereka hancur. Menurut Wahyu, bencana ini bahkan merenggut nyawa. Bagi dia, dampaknya terasa sangat personal dan mengingatkan pada sesuatu yang jauh lebih besar.
"Ini tsunami, cuma bedanya air sungai. Baru kali ini kami merasakan bencana sebesar ini,"
ujarnya, membandingkan dengan trauma tsunami Aceh yang melanda dua dekade silam.
Kini, yang tersisa adalah cerita tentang keselamatan yang nyaris mustahil, dan sebuah kampung yang harus memulai segalanya dari nol.
Artikel Terkait
Tabrak Hingga Tewas di Rawamangun, Mobil Tak Berbelok Malah Gas Polos
Korsleting Ponsel Picu Rumah Dua Lantai di Bogor Utara Ludes Dilalap Api
Bahlil Balas Cak Imin: Tobat Nasuha? Kita Semua Perlu Evaluasi Diri
Jembatan Pandan Kembali Dibuka, Akses Sibolga-Tapteng Mulai Pulih