Seorang sumber pemerintah Indonesia mengakui pada ABC, meski keraguan masih ada, Australia dinilai telah melakukan "pekerjaan yang baik" dalam menjelaskan isi Perjanjian Pukpuk dan meredakan kekhawatiran Jakarta.
Pertemuan pertama tiga menteri pertahanan Joseph, Richard Marles dari Australia, dan Sjafrie Sjamsoeddin dari Indonesia ini pun digelar. Seorang sumber pemerintah Australia berharap ini bisa jadi "langkah besar" untuk membangun kepercayaan strategis. Tapi dia juga mengingatkan, membangun kerja sama militer bertiga itu tidak akan instan, butuh waktu.
Kekhawatiran di Perbatasan dan Usulan Zona Bersama
Kekhawatiran PNG sebenarnya punya alasan sendiri. Dr. Joseph khawatir ketegangan di Papua Barat, tempat kelompok masyarakat adat berjuang puluhan tahun melawan Indonesia, bisa merembet ke wilayahnya. Laporan-laporan soal peningkatan kekerasan dan pelanggaran HAM di sana terus beredar.
Baik Australia maupun PNG secara resmi tetap menghormati kedaulatan Indonesia atas Papua Barat. Tapi pemerintah PNG juga kerap menyuarakan keprihatinan atas situasi di sana.
Itulah latar belakang usulan zona aman tadi. Joseph membayangkan zona 10 km itu sebagai "kawasan tanpa penghuni" yang bebas dari infrastruktur militer.
Pemerintah Indonesia sendiri masih dimintai tanggapan resmi terkait perkembangan terbaru ini. Pertemuan di Port Moresby mungkin baru langkah awal, tapi jelas menandai babak baru diplomasi keamanan yang rumit dan cair di kawasan Pasifik selatan.
Artikel Terkait
Tim DVI Sumbar Berjuang Identifikasi 26 Korban Banjir dan Longsor yang Masih Gelap
Plafon Ruang Operasi RSUD Cilegon Ambruk di Saat Ruangan Kosong
Operasi Lintas Negara Berhasil Ringkus Mami di Balik Jaringan Sabu 2 Ton
Dari Lahan Tidur ke Lumbung Jagung: Kisah Sukses Petani Serang yang Diilhami Film Interstellar