Menurut sejumlah saksi, ketiga jenazah ini ditemukan di lokasi dan waktu yang berbeda. Yang pertama terlihat sekitar pukul setengah delapan pagi, Senin lalu, di daerah Desa Sigrun. Seorang warga yang sedang memancinglah yang melihatnya mengambang di sungai.
Begitu dapat kabar, tim langsung bergerak. Namun begitu, jenazah kedua baru ditemukan keesokan harinya, Selasa sekitar pukul 11 siang, di Pulo Kambing, Desa Pasir Belo. Kali ini, seorang petani sawit yang melihatnya dari kebun.
Akses darat ke lokasi benar-benar terputus. Mereka terpaksa mendatangkan perahu robin dari Desa Sigrun untuk menjangkau dan mengangkat mayat itu. Sungai yang keruh dan deras menambah beratnya pekerjaan tim di lapangan.
Dengan segala keterbatasan, upaya evakuasi akhirnya bisa diselesaikan. Sebuah cerita tentang keprihatinan sekaligus ketangguhan di tengah bencana.
Artikel Terkait
13,5 Ton Cengkih Radioaktif Dipulangkan AS, Bakal Dimusnahkan Tahun Depan
Gubernur Pramono Anung Geruduk Atribut Kampanye yang Membandel di Jakarta
Guru di Pedalaman Papua Menari di Layar Pintar, Tapi Bisakah Mereka Jadi Pemandu di Panggung Global?
Jakarta Siaga: Gubernur Pramono Anung Pimpin Persiapan Hadapi Hujan Ekstrem dan Rob Jelang Nataru