Tapi bagi Bamsoet yang juga anggota DPR RI, angka-angka itu belum sepenuhnya menggambarkan perbaikan struktur ketenagakerjaan. Soalnya, sebagian besar pekerjaan baru justru muncul di sektor informal, dengan perlindungan sosial dan skema upah yang masih jauh dari ideal.
“Penyerapan tenaga kerja harus bergerak dari informal ke formal,” ungkapnya. “Kita ingin pekerja memperoleh jaminan sosial, kepastian upah, dan peluang berkembang. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi memberi dampak signifikan terhadap kesejahteraan warga.”
Di sinilah peran UMKM menjadi sangat menentukan. Data Kementerian UMKM mencatat ada sekitar 30,18 juta unit yang aktif hingga akhir 2024. Angka yang fantastis, sekaligus penuh tantangan. Masalah klasik seperti kesulitan akses kredit perbankan, pasar, dan literasi digital masih membelit banyak pelaku.
Meski begitu, ada titik terang. Program digitalisasi UMKM yang digenjot dua tahun terakhir mulai menunjukkan hasil nyata. Di kota-kota seperti Solo, Yogyakarta, Makassar, dan Balikpapan, usaha mikro yang masuk ekosistem digital telah melahirkan lapangan kerja baru dari pemasaran digital, logistik, produksi konten, hingga layanan pelanggan.
“Kalau UMKM mendapat pembiayaan mudah, akses ke rantai pasok nasional, dan pendampingan digital, maka jutaan pekerjaan baru akan tercipta,” tambah Bamsoet. “Yang kita bangun adalah ekosistem, bukan sekadar program.”
Untuk itulah, dalam Rapimnas KADIN 2025 ini, Bamsoet mendorong tiga fokus strategis. Pertama, memperkuat skema pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil agar mereka bisa berkembang dan merekrut. Kedua, mempercepat program skilling dan reskilling agar tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri modern, terutama yang berbasis teknologi dan energi terbarukan. Ketiga, mempererat kemitraan antara usaha besar dengan UMKM daerah melalui pola offtaker dan rantai pasok yang inklusif.
Salah satu langkah konkret yang sedang dipacu adalah integrasi program pelatihan berbasis kebutuhan industri. KADIN kini bekerja sama dengan pemerintah dan investor untuk memastikan pelatihan itu berujung pada penempatan kerja yang terukur, khususnya di sektor-sektor seperti manufaktur, energi terbarukan, kesehatan, dan ekonomi digital.
“Kita harus bergerak bersama,” pungkas Bamsoet. “Masa depan Indonesia tidak ditentukan oleh satu sektor, melainkan gotong royong seluruh elemen bangsa. Lapangan kerja yang luas, adil, dan berkualitas adalah fondasi utama menuju Indonesia sejahtera dan mandiri.”
Acara pembukaan Rapimnas tersebut dihadiri sejumlah tokoh kunci, antara lain Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan. Turut hadir pula Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, Sekretaris Utama BIN Letjen TNI Rafael Granada Baay, serta pimpinan KADIN pusat dan daerah se-Indonesia.
Artikel Terkait
Korban Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 631 Jiwa, Ratusan Masih Hilang
Campus Immigration Point Undip: Paspor dan Izin Tinggal Kini Bisa di Kampus
Tito Karnavian: Kepala Daerah, Ajak Kadin Garap Potensi Ekonomi Lokal!
Gangguan di Bekasi-Tambun Lumpuhkan Layanan KRL Cikarang Pagi Ini