Hampir 400 orang masih dinyatakan hilang. Angka itu diumumkan oleh Pusat Penanggulangan Bencana (DMC) pada Minggu lalu, dan situasinya belum membaik. Hujan deras dari Siklon Ditwah, kata mereka, masih akan mengguyur negara kepulauan itu dalam beberapa hari ke depan. Ini benar-benar situasi yang suram.
Presiden Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake, terpaksa mengambil langkah tegas. Ia resmi mengumumkan status keadaan darurat nasional. Tujuannya jelas: untuk mengkoordinasi upaya penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang sudah merenggut nyawa sedikitnya 334 jiwa.
"Kita menghadapi bencana alam terbesar dan paling menantang dalam sejarah kita," ucap Dissanayake dalam pidatonya.
Suaranya tegas, mencoba memberi harapan di tengah kepiluan. "Tentu saja, kita akan membangun bangsa yang lebih baik dari sebelumnya," imbuhnya.
Artikel Terkait
PDIP Serukan Empati dan Akses Obat untuk ODHA di Peringatan Hari AIDS Sedunia
Prabowo Duduk Lesehan Dengarkan Duka Korban Banjir Aceh
Ibas Pacitan: Modal dan Teknologi Digital Jadi Kunci Hidupkan UMKM dan Ekraf
DPR Bahas Pengecualian Pidana Aborsi bagi Korban Perkosaan