Perekonomian Indonesia Terancam Pukulan Berat Akibat Perubahan Iklim

- Selasa, 25 November 2025 | 17:25 WIB
Perekonomian Indonesia Terancam Pukulan Berat Akibat Perubahan Iklim

Ancaman krisis iklim itu nyata. Bukan cuma soal lingkungan, tapi fondasi ekonomi Indonesia pun mulai terasa goyah. Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, dengan tegas menyoroti hal ini. Berbagai data terbaru menunjukkan dampaknya sudah di depan mata tidak lagi sekadar ancaman di masa depan yang jauh.

Bayangkan saja, pertumbuhan PDB kita diproyeksikan bisa anjlok lebih dari satu persen pada 2030. Penyebabnya? Tingginya frekuensi bencana yang terkait dengan iklim. Bahkan, jika temperatur global naik sampai tiga derajat, penurunannya bisa mencapai hampir tujuh persen pada 2060. Angka yang cukup mengkhawatirkan, bukan?

Hal itu disampaikan Eddy dalam keterangannya, Selasa (25/11/2025). Saat itu, ia menjadi pembicara utama dalam acara yang dihelat Center For Strategic and International Studies (CSIS). Acara bertajuk "Lanskap Kebijakan Perubahan Iklim di Indonesia" itu bertujuan membangun kapasitas para pemangku kepentingan.

Menurutnya, sejumlah peristiwa ekstrem belakangan ini harusnya jadi peringatan keras. Sebut saja banjir besar di Bali, banjir rob yang makin sering melanda Semarang, atau gletser Puncak Jaya di Papua yang diprediksi bakal lenyap seluruhnya pada 2026. "Kita tidak bisa lagi menunda agenda ketahanan energi dan ketahanan iklim," tegas Eddy.

Di sisi lain, Indonesia sebenarnya punya modal alam yang luar biasa. Hutan tropis, lahan gambut, dan hutan mangrove kita termasuk yang terluas di dunia sekalian jadi penyerap karbon paling efektif. Eddy, yang juga Doktor Ilmu Politik UI, meyakini potensi ini bisa jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru jika dikelola dengan tepat.

Kuncinya? Sinergi. Antara solusi berbasis alam dan rekayasa teknologi. Itulah pilar penting untuk membangun ekonomi rendah karbon yang kompetitif. "Dengan begitu, jalan bagi investasi hijau berskala besar juga akan terbuka lebar," paparnya.


Halaman:

Komentar