Tak cuma itu, serangan visual juga dilakukan secara masif. Penyebaran materi kampanye keselamatan ternyata menyentuh angka lebih dari satu juta kegiatan, tepatnya 1.023.389. Pemasangan 522.699 leaflet dan 459.802 stiker mendominasi aksi ini, membuktikan bahwa pesan visual masih memegang peranan penting dalam membangun kebiasaan tertib di jalan.
Sementara itu, di lapangan, aksi preventif benar-benar meledak. Kegiatannya mencapai 959.137! Yang paling mencolok adalah Turjawali, yang menyumbang 611.146 kegiatan untuk menjaga arus lalu lintas tetap stabil, terutama di jam-jam sibuk akhir pekan. Mereka juga tak lupa melakukan ramp check pada bus dan truk, yang berhasil menjangkau 21.429 pengemudi.
Meski edukasi dan pencegahan jadi prioritas, penindakan tetap jalan. Sebanyak 449.753 perkara tercatat, dengan ETLE mendominasi prosesnya. Namun begitu, pendekatan humanis tidak ditinggalkan, terlihat dari 360.354 teguran yang diberikan.
Irjen Agus kembali menekankan satu hal. Keselamatan di jalan, ujarnya, bukanlah hasil kerja polisi semata. Ini adalah buah dari kolaborasi yang solid antara petugas dan masyarakat.
Karena itulah, dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran dalam setiap aktivitas berkendara. Menghormati sesama pengguna jalan dan patuh pada aturan, menurutnya, adalah kunci utama untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi semua.
Artikel Terkait
Prabowo Pacu Program Pemberdayaan untuk Hapus Kemiskinan Ekstrem pada 2026
Jember Beri Insentif Rp 1,5 Juta untuk 22 Ribu Guru Ngaji dan Pendeta
Dua Kucing Bertahan Hidup di Reruntuhan Erupsi Semeru, Akhirnya Diselamatkan Relawan
Malaysia Siapkan Aturan Larangan Media Sosial untuk Remaja di Bawah 16 Tahun