Hampir fajar di Brasil, tapi ruang-ruang negosiasi COP30 masih ramai. Konferensi iklim penting ini ternyata tidak bisa ditutup tepat waktu. Jadwal penutupan yang semestinya digelar Jumat kemarin, terpaksa diundur.
Menurut pengumuman resmi dari Presidensi COP30 Brasil, sidang pleno penutupan baru akan digelar Sabtu ini pukul 10.00 waktu setempat. "Konsultasi Presidensi akan berlanjut hingga malam hari," begitu bunyi pernyataan mereka. Intinya, perundingan masih terus berjalan tanpa henti.
Soal apa yang bikin molor? Ternyata masih ada beberapa pihak yang punya keberatan serius terhadap draf teks akhir. Mereka ngotot memberikan catatan, sehingga konsensus belum juga tercapai.
Nah, salah satu isu yang memicu perdebatan sengit adalah soal definisi gender. Indonesia, bersama beberapa negara lain, merasa keberatan dengan pendefinisian gender yang progresif dalam dokumen tersebut. Bagi Indonesia, ini termasuk red line yang sulit untuk dilewati.
Ary Sudijanto, Deputi Pengendalian Perubahan Iklim, menjelaskan posisi Indonesia dengan cukup blak-blakan. "Itu kan termasuk red line bagi Indonesia, sehingga Indonesia dengan beberapa negara lain punya potensi bahwa itu tidak bisa diterima atau setidaknya ada catatan bahwa itu dilakukan berdasarkan kondisi negara masing-masing," ujarnya.
Artikel Terkait
Cilacap Berbenah: Alat Berat Dikerahkan, Pencarian Korban Longsor Masih Berlangsung
Mendagri Tito Karnavian: Karang Taruna Garda Terdepan Pembangunan Desa
Paspor Indonesia Bakal Pakai Tinta Rahasia Mulai 2025
Jakarta Siap-Siap Macet, Ini Rute Alternatif untuk Hadapi Eco RunFest 2025