Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kembali menunjukkan komitmennya untuk memperluas jaringan transportasi publik. Kali ini, fokusnya adalah meningkatkan konektivitas di kawasan Malang Raya.
Di Balai Kota Malang, Khofifah secara resmi meluncurkan Trans Jatim Koridor I Malang Raya. Yang menarik, untuk menarik minat masyarakat sekaligus sosialisasi, layanan bus yang dinamai Gajayana ini bakal digratiskan sepenuhnya selama satu minggu pertama operasinya.
"Alhamdulillah Trans Jatim koridor 1 Malang Raya telah beroperasi," ujar Khofifah dalam keterangan tertulisnya Jumat lalu. "Untuk seluruh masyarakat yang akan memanfaatkan layanan transportasi ini akan digratiskan selama satu minggu."
Menurutnya, ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah provinsi. Bukan sekadar menambah rute, tapi menghadirkan layanan transportasi yang aman, nyaman, dan tentu saja terjangkau. Ia berharap kehadiran Trans Jatim bisa mendorong mobilitas warga dan sekaligus menggenjot pertumbuhan ekonomi di Malang Raya.
"Mudah-mudahan bisa membangun konektivitas dan mobilitas lebih aman, lebih nyaman, dan lebih murah," tambahnya.
Dari sisi penampilan, bus Trans Jatim Gajayana punya ciri khas warna biru yang identik dengan Malang. Pemilihan nama Gajayana sendiri cukup bermakna, merujuk pada raja Kerajaan Kanjuruhan yang membawa kerajaannya pada masa keemasan. Di sisi lain, nama ini juga merupakan akronim dari 'Gerbang Akses Transportasi Jatim yang Andal dan Nyaman'.
"Gajayana sendiri juga berarti gerbang akses transportasi jatim yang andal dan nyaman," tutur Khofifah.
Koridor baru ini melayani rute dari Terminal Hamid Rusdi menuju Landungsari dan berakhir di Batu. Untuk melayani penumpang, disiapkan 15 armada yang beroperasi dari pukul 04.00 hingga 22.00 WIB. Perjalanan dari Hamid Rusdi ke Batu diperkirakan memakan waktu 110 menit, sedangkan dari arah sebaliknya sekitar 100 menit dengan jarak tempuh masing-masing 42 km dan 39,35 km.
Soal tarif, Khofifah memastikan harganya tetap ramah di kantong. Setelah masa gratis berakhir, masyarakat umum hanya perlu membayar Rp 5.000, sementara pelajar dan santri cukup membayar separuhnya, Rp 2.500.
"Tarifnya terjangkau sebesar Rp 5.000 untuk umum dan Rp 2.500 untuk pelajar dan santri," tegasnya.
Artikel Terkait
Gempa 5,7 Guncang Bangladesh, Tiga Nyawa Melayang hingga Getaran Terasa di Kolkata
Misteri Kematian Turis China di Canggu, Diduga Akibat Wabah di Satu Hostel
Ratusan Pelajar Riau Tanam Harapan di Gerakan 21.000 Pohon
Mobil Boks Curian Tangsel Berhasil Ditemukan di Pelosok Rumpin