Kabut tebal dan material vulkanik panas yang mematikan menerjang, meninggalkan korban jiwa. Tiga warga dilaporkan menderita luka bakar akibat awan panas guguran dari Gunung Semeru yang kembali menunjukkan amukannya. Saat ini, kondisi mereka tengah dipantau ketat di ruang perawatan RSUD Haryoto, Lumajang.
Menurut sejumlah saksi, kejadiannya berlangsung cepat dan mendadak. dr. Riana Sesanti, Sp.KFR, Wakil Direktur Layanan rumah sakit tersebut, memberikan penjelasan mengenai kondisi para korban.
"Dua orang kami terima tadi malam," ujarnya pada Kamis (20/11). "Keduanya langsung kami tangani di IGD dan masuk kamar operasi untuk perawatan luka bakarnya. Mereka mengalami luka bakar 11 persen di area wajah dan tangan, dan ada trauma inhalasi."
Kedua korban itu adalah pasangan suami istri dari Kediri, Normawati (42) dan Hariyono (49). Mereka mengalami luka bakar grade 2 yang cukup serius. Yang tak kalah mengkhawatirkan, mereka juga mengalami trauma inhalasi—cedera pada saluran pernapasan karena menghirup udara panas dan debu vulkanik yang menyengat.
Sementara itu, korban ketiga bernasib sedikit lebih baik. Dimas (50), seorang warga Candipuro, mengalami luka bakar grade 1 di kedua tungkai bawahnya dengan luas sekitar 16%. Kondisinya dinilai lebih stabil, sehingga ia sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Meski begitu, pemulihan total masih membutuhkan waktu.
Artikel Terkait
Surabaya Gelar Super Sale Akhir Tahun, Libatkan UMKM untuk Puket Wisatawan Lokal dan Mancanegara
Kobaran Api Ganggu Alotnya Negosiasi Iklim di KTT COP30 Brasil
Kisah Rizki dan Gelombang PMI Ilegal ke Kamboja yang Mencemaskan
Kebakaran Guncang Paviliun COP30, 13 Orang Butuh Bantuan Medis