Okta juga berpesan agar perusahaan teknologi besar, termasuk pengembang AI, patuh terhadap regulasi yang berlaku. Ia mengapresiasi inovasi yang mereka bawa, terlebih dalam membantu masyarakat belajar, bekerja, dan berkreasi. Namun begitu, semuanya harus tunduk pada peraturan di Indonesia.
“Pemanfaatan teknologi seperti AI harus terus kita dorong, karena manfaatnya besar bagi masyarakat dan daya saing bangsa,” ungkapnya. “Pemerintah perlu memastikan regulasi berjalan, sementara masyarakat harus semakin cakap dan tidak tertinggal dalam arus inovasi.”
Dengan demikian, ia pun mengajak semua pihak—pemerintah, pelaku industri digital, dan masyarakat—untuk terus bersinergi. Tujuannya jelas: membangun ekosistem digital yang aman, bermanfaat, dan berkelanjutan.
Kedaulatan digital, dalam pandangannya, bukan berarti menutup diri dari teknologi global. Justru sebaliknya. “Kita ingin memastikan teknologi hadir dengan tata kelola yang jelas, sehingga memberi manfaat maksimal bagi rakyat Indonesia,” tutup Okta.
Artikel Terkait
Gedung Putih Bantah Klaim Afsel Soal Perubahan Sikap AS di G20
Pekerja Gereja GIDI Motulen Ditemukan Tewas Dibacok di Yahukimo
Menteri Bosnia Kirim Helm Nazi ke Diplomat Jerman, Protes Keras Terhadap Campur Tangan Asing
Guru PPPK Ditemukan Tewas Terikat di Kontrakan Sumsel