Kaka Abner Bleskadit, Ketua Pemuda Adat Sub Suku Sfa, menjelaskan dampak penetapan hutan negara. "Pembangunan gereja dan sekolah terhambat karena status kawasan hutan," jelasnya. Pembatasan ini menghambat pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Ritual adat di Misyarmase menjadi simbol perlawanan budaya masyarakat Na-Sfa. Upacara tradisional ini memperkuat narasi spiritual antara manusia dan hutan. Masyarakat adat menekankan pentingnya hutan sebagai warisan generasi mendatang.
Konflik muncul dari penetapan hutan konservasi tanpa konsultasi dengan pemilik adat. Masyarakat Na-Sfa menuntut pengakuan hak tradisional atas hutan adat mereka. Mereka meminta negara menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya.
Perjuangan masyarakat adat Na-Sfa terus berlanjut melalui ritual dan tradisi. Pesan mereka jelas: hutan adalah identitas dan kehidupan yang harus diakui. Warisan leluhur ini akan terus dipertahankan untuk generasi masa depan.
Artikel Terkait
Basarnas Dianggap Abaikan Usulan DPR untuk Perkuat Jaringan Lapangan
Rocky Gerung: Republik Bisa Tumbang, Peringatan Keras untuk Pejabat!
Selebgram Ditangkap! Modus Penadah Motor Curian Honda Scoopy di Sleman Terungkap
Ledakan Bom Bunuh Diri di Pengadilan Islamabad: 12 Tewas dan 27 Luka-luka