Topan Kalmaegi yang menerjang kawasan Filipina tengah pada Selasa, 4 November, menewaskan hampir 200 orang. Bencana alam ini juga mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Bencana topan ini terjadi hanya sebulan setelah gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang Cebu utara. Gempa sebelumnya juga telah menewaskan puluhan orang di wilayah yang sama.
Merespons situasi darurat ini, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengumumkan status keadaan bencana nasional pada Kamis, 6 November. Keputusan ini memungkinkan lembaga pemerintah mengakses dana darurat lebih luas dan mempercepat distribusi bantuan kepada masyarakat terdampak.
Artikel Terkait
Rizal Fadillah Soroti Keheningan Prabowo dalam Tragedi Km 50
AS Tembak Kamp ISIS di Nigeria, Diklaim Atas Restu Abuja
Analis Peringatkan Prabowo: 2026 Bisa Jadi Medan Pembunuhan Politik
Seragam Korpri Basah Kuyup, Petugas Damkar Lebak Tinggalkan Pelantikan Demi Padamkan Api