Air mata Ira berlinang saat mengenang masa kecilnya yang sederhana. Sebagai anak bungsu dari 11 bersaudara dalam keluarga TNI AU, ia diajarkan untuk hidup pas-pasan. Mimpi besarnya digantungkan pada cerita ayahnya tentang kemajuan teknologi di Jepang dan Amerika, yang mendorongnya untuk bekerja keras.
Integritas dan Prestasi Kerja
Nilai integritas dan kerja keras yang ditanamkan keluarganya dipegang teguh dalam kariernya. Ia menyatakan tidak pernah membolos dan hanya sekali cuti sakit saat pandemi COVID. Nilai-nilai inilah yang ia klaim menjadi kunci keberhasilan transformasi ASDP melalui digitalisasi, yang bahkan berhasil menaikkan remunerasi karyawan.
Bantahan Terhadap Dakwaan Korupsi
Ira menyayangkan dakwaan korupsi yang menjeratnya. Ia heran dituduh melakukan korupsi padahal tidak menerima uang sepeser pun. Ia menyebut dakwaan yang menyatakan kerugian negara Rp 1,253 triliun dari perusahaan feri berpendapatan Rp 600 miliar sebagai hal yang tidak masuk akal.
Harapan untuk Keadilan
Di akhir pledoi, Ira berharap majelis hakim dapat memberikan putusan yang adil dan berpegang pada kebenaran. Ia percaya bahwa kebeningan hati nurani hakim akan mengantarkannya pada keadilan yang sebenarnya.
Artikel Terkait
Penggerak Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir ASP, Tutup Usia
Guru Besar UGM Sebut Rezim Zolim dan Abai Sains
Gempa dan Banjir Bandang Tiga Provinsi: Mengapa Bukan Bencana Nasional?
Malam Mencekam di Exit Tol Krapyak, 15 Nyawa Melayang dalam Bus Terguling