Air mata Ira berlinang saat mengenang masa kecilnya yang sederhana. Sebagai anak bungsu dari 11 bersaudara dalam keluarga TNI AU, ia diajarkan untuk hidup pas-pasan. Mimpi besarnya digantungkan pada cerita ayahnya tentang kemajuan teknologi di Jepang dan Amerika, yang mendorongnya untuk bekerja keras.
Integritas dan Prestasi Kerja
Nilai integritas dan kerja keras yang ditanamkan keluarganya dipegang teguh dalam kariernya. Ia menyatakan tidak pernah membolos dan hanya sekali cuti sakit saat pandemi COVID. Nilai-nilai inilah yang ia klaim menjadi kunci keberhasilan transformasi ASDP melalui digitalisasi, yang bahkan berhasil menaikkan remunerasi karyawan.
Bantahan Terhadap Dakwaan Korupsi
Ira menyayangkan dakwaan korupsi yang menjeratnya. Ia heran dituduh melakukan korupsi padahal tidak menerima uang sepeser pun. Ia menyebut dakwaan yang menyatakan kerugian negara Rp 1,253 triliun dari perusahaan feri berpendapatan Rp 600 miliar sebagai hal yang tidak masuk akal.
Harapan untuk Keadilan
Di akhir pledoi, Ira berharap majelis hakim dapat memberikan putusan yang adil dan berpegang pada kebenaran. Ia percaya bahwa kebeningan hati nurani hakim akan mengantarkannya pada keadilan yang sebenarnya.
Artikel Terkait
Polda Kalsel Gagalkan Peredaran Sabu 44,5 Kg dan 24.000 Ekstasi Jaringan Fredy Pratama
Transaksi Judi Online Anjlok 57% ke Rp 155 Triliun di 2025, PPATK Beberkan Penyebabnya
PIT IBI 2025: Peran Strategis Bidan sebagai Ujung Tombak Kesehatan Ibu dan Anak
KSPSI Desak Pemerintah Segera Atur UMP 2026, Khawatir Kekosongan Hukum