Hizbullah Tegaskan Hak Bela Diri, Tolak Negosiasi dengan Israel

- Kamis, 06 November 2025 | 17:06 WIB
Hizbullah Tegaskan Hak Bela Diri, Tolak Negosiasi dengan Israel

Hizbullah Tegaskan Hak Bela Diri dan Tolak Negosiasi dengan Israel

Hizbullah secara resmi menegaskan hak mereka untuk melakukan pembelaan diri melawan Israel dan menolak segala bentuk negosiasi politik antara Lebanon dengan Israel. Pernyataan ini dikeluarkan sebagai respons dari peringatan Israel yang mengancam akan meningkatkan operasi militer di Lebanon.

Pernyataan Resmi Hizbullah Menolak Negosiasi

Dalam keterangan resminya, kelompok Hizbullah yang didukung oleh Iran menyatakan, "Kami menegaskan kembali hak sah untuk membela diri melawan musuh yang memaksakan perang terhadap negara kami dan tidak menghentikan serangannya." Mereka dengan tegas menolak prospek negosiasi politik apa pun, dengan alasan bahwa hal tersebut tidak akan melayani kepentingan nasional Lebanon.

Ketegangan Israel-Lebanon yang Terus Meningkat

Ketegangan antara Israel dan Hizbullah di perbatasan Lebanon-Israel kembali memanas. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Hizbullah kembali mempersenjatai diri. Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menekankan bahwa komitmen pemerintah Lebanon untuk melucuti Hizbullah harus segera diimplementasikan, dengan ancaman akan meningkatkan operasi militer jika diperlukan.

Gencatan Senjata dan Upaya Pelucutan Senjata

Meskipun gencatan senjata telah disepakati, Israel masih mempertahankan pasukannya di beberapa wilayah di Lebanon selatan dan terus melakukan serangan rutin. Pemerintah Lebanon dijadwalkan menggelar perundingan untuk mengkaji perkembangan upaya pelucutan senjata Hizbullah, sebuah komitmen dari kesepakatan gencatan senjata. Namun, rencana ini disebut-sebut mengalami penundaan.

Eskalasi Militer dan Tekanan Internasional

Eskalasi militer terus berlanjut, dimana Israel dalam beberapa minggu terakhir meningkatkan intensitas serangannya di Lebanon dengan alasan menargetkan Hizbullah. Situasi ini diperparah dengan tewasnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada September 2024. Amerika Serikat juga disebut meningkatkan tekanan kepada otoritas Lebanon untuk membubarkan Hizbullah, menambah kompleksitas konflik yang berlarut-larut di kawasan tersebut.

Komentar