Analis Big Data Evello: Serangan ke Megawati Bukan Orkestrasi Penguasa, Tapi Buzzer Receh
Pendiri firma analitik Big Data Evello, Dudy Rudianto, menepis tudingan bahwa serangan di media sosial terhadap Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, merupakan orkestrasi dari pihak penguasa.
Menurut Dudy, terlalu prematur untuk menyimpulkan serangan itu digerakkan oleh kekuasaan, meski menggunakan pola bot yang serupa. Ia bahkan menyebut pelaku serangan semacam ini sebagai "buzzer receh" karena dampak dan jangkaunya yang terbatas.
Bukti Kekuatan Opini Publik vs Kekuasaan
Dudy memaparkan sejumlah bukti dimana interaksi publik di media sosial sering kali lebih kuat dan tidak bisa dibendung oleh pihak berkuasa.
Contoh 1: Kasus Kelangkaan Minyak Goreng 2022
Dudy mengingatkan saat kelangkaan minyak goreng pada Februari-April 2022. Saat itu, Megawati juga menjadi sasaran sentimen negatif. Namun, kekuasaan saat itu dinilainya tidak mampu mengendalikan opini publik.
Data yang ia catat menunjukkan besarnya interaksi publik:
- Instagram: 50 juta tayangan
- YouTube: 38 juta tayangan
- TikTok: 204 juta tayangan
Artikel Terkait
Mensos Salurkan Bantuan Rp 433 Juta untuk Disabilitas Korban Banjir Sibolga
Mimpi Pernikahan Nyaris Runtuh Diselamatkan oleh Kebaikan Orang Tak Dikenal
Sering Kecewa pada Teman? Mungkin Harapanmu yang Terlalu Tinggi
Video Ridwan Kamil dan Aura Kasih di Hotel: Hoaks atau Fakta yang Belum Terungkap?