DPR Diberi Sanksi, Pengamat: Pelajaran Agar Tak Lukai Perasaan Rakyat
Adi Prayitno, seorang pengamat politik, memberikan tanggapan terkait putusan Mahkamah Kehormatan DPR RI yang telah menjatuhkan sanksi nonaktif kepada tiga anggota DPR, yaitu Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan Nafa Urbach, karena terbukti melanggar kode etik. Menurut Adi, keputusan ini harus dihormati sebagai bagian dari proses demokrasi, meskipun menimbulkan kekecewaan di berbagai kalangan.
Adi menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi pelajaran berharga bagi seluruh anggota dewan untuk tidak mengulangi perilaku yang dapat melukai hati publik. "Rakyat itu bukan benalu. Rakyat itu bukan sesuatu yang layak untuk dimarahi," ujarnya melalui kanal YouTube-nya, Selasa (4/11/2025). Ia mengkritik keras sikap anggota dewan yang kerap berbicara atas nama rakyat, tetapi justru merespons protes masyarakat dengan ucapan yang menyakitkan, terlebih di tengah situasi sulit seperti kesulitan ekonomi dan tingginya pengangguran.
Lebih lanjut, Adi menyoroti masalah ketimpangan sosial yang kian melebar. Di satu sisi, rakyat kesulitan mencari pekerjaan, sementara di sisi lain, anggota DPR menerima tunjangan yang berlipat ganda. Ia berharap kasus ini menjadi cermin bagi anggota DPR lainnya untuk lebih sensitif dan peka terhadap kondisi masyarakat yang sebenarnya.
Artikel Terkait
Aa Gym Kritik Ijazah Palsu & Penegakan Hukum: Bikin Negara Jengkel
Analis Big Data Evello Buka Suara: Serangan ke Megawati Bukan Orkestrasi Penguasa, Tapi Buzzer Receh
Polemik Pakubuwono XIV: Prosesi Dinilai Terlalu Dini dan Timbulkan Protes Internal Keraton
Penertiban 30 Bangunan Liar di Lahan 60 Hektar Lampung untuk Agro Park