Presiden Prabowo dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah mengambil alih tanggung jawab penuh untuk pembayaran utang proyek Whoosh.
Prabowo meminta agar manfaat proyek Kereta Cepat Whoosh tidak hanya dinilai dari segi keuntungan finansial semata, tetapi juga dari kontribusinya dalam mengurangi kemacetan, menekan polusi, dan mempercepat waktu perjalanan masyarakat.
Kondisi Utang dan Kerugian Whoosh
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) diketahui menghadapi beban utang yang signifikan. Konsorsium BUMN Indonesia yang tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI) harus menanggung kerugian operasional.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, PT PSBI mencatat kerugian sebesar Rp 4,195 triliun sepanjang tahun 2024. Hingga semester pertama tahun 2025, kerugian yang dibukukan telah mencapai Rp 1,625 triliun.
Sebagai pemegang saham mayoritas, PT KAI memegang porsi 58,53 persen di PT PSBI, diikuti oleh Wika (33,36 persen), Jasa Marga (7,08 persen), dan PTPN VIII (1,03 persen).
Meskipun Menteri Keuangan sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menanggung utang Whoosh karena merupakan tanggung jawab BUMN, pernyataan terbaru Presiden Prabowo menunjukkan perubahan pendekatan dalam menyelesaikan masalah utang proyek strategis nasional ini.
Artikel Terkait
7 Langkah Jitu Temukan Kost Strategis di Dekat Transportasi Umum
Kiai Chaerul Ingatkan Umat: Toleransi Bukan Ikut-Ikutan Rayakan Agama Lain
Buku Catatan Teddy dan Senyum Ibu-Ibu Pengungsi di Agam
Sofia Berdengung: Rombongan Sinterklas Naik Motor Warnai Musim Natal