Di sisi lain, pemerintahan Presiden Donald Trump membantah semua tuduhan tersebut. Secara eksplisit, Trump menyatakan tidak ada rencana serangan militer terhadap Venezuela. Sang presiden memberikan penyangkalan langsung ketika ditanya oleh awak media di dalam pesawat Air Force One.
Berdasarkan laporan AFP, pengerahan militer AS meliputi delapan kapal Angkatan Laut dan pesawat siluman F-35 yang dikirim ke Puerto Riko. Sebuah gugus tugas kapal induk juga dikabarkan sedang menuju wilayah tersebut. Klaim resmi Washington menyatakan ini adalah bagian dari operasi penegakan hukum untuk memutus rantai perdagangan narkoba internasional.
Ancaman terhadap Kedaulatan dan Respons Venezuela
Di dalam negeri Venezuela, eskalasi militer ini dilihat sebagai ancaman serius terhadap kedaulatan nasional. Pemerintahan Maduro menyatakan kesiapan penuh untuk mengambil segala langkah yang diperlukan, baik melalui jalur diplomatik maupun pertahanan, untuk melindungi wilayahnya dari intervensi asing.
Operasi militer AS di Karibia dan Pasifik timur yang dimulai sejak September telah mencatatkan sejumlah dampak. Laporan menyebutkan operasi ini telah menewaskan sedikitnya 62 orang, menghancurkan 14 kapal, dan satu kapal semi-selam. Meski dikemas sebagai perang melawan narkotika, banyak analis geopolitik meyakini operasi ini tidak terlepas dari kepentingan strategis AS di sektor energi global, dengan Venezuela sebagai target utama.
Artikel Terkait
Misteri Rintihan Minta Tolong di Gedung ACC Kwitang: Kronologi & Fakta 2 Kerangka Ditemukan
Filosofi SBY: Makna Matahari & Bulan dalam Lukisan untuk Kekuasaan dan Kedamaian
Polisi Tangkap PHAH di Medan, Modus Pemerasan dengan Video Asusila
WHISKAS Raih Rekor MURI: Pemberian Pakan Kucing Terbanyak di Indonesia 2025