Pembantaian El-Fasher oleh RSF: Sejarah, Fakta, dan Kekejaman Pasukan Cepat Dukungan

- Sabtu, 01 November 2025 | 23:42 WIB
Pembantaian El-Fasher oleh RSF: Sejarah, Fakta, dan Kekejaman Pasukan Cepat Dukungan

Perang Saudara Sudan 2023

Ketegangan memuncak pada 15 April 2023 ketika perang saudara kembali pecah di Sudan. Kali ini, Angkatan Bersenjata Sudan berhadapan langsung dengan RSF. Pertempuran sengit terjadi antara kedua belah pihak untuk memperebutkan kontrol atas Ibu Kota Khartoum hingga wilayah Darfur.

Pelanggaran HAM dan Tuduhan Kejahatan

Organisasi non-profit internasional, Global Witness, melakukan penyelidikan terhadap RSF. Dalam laporannya, Global Witness menyebutkan keterlibatan RSF dalam pembantaian di Khartoum pada 3 Juni 2019 yang menewaskan sedikitnya 100 orang demonstran.

Krisis Kemanusiaan di Sudan Akibat Konflik

Konflik antara RSF dan Angkatan Bersenjata Sudan telah memicu krisis kemanusiaan yang sangat parah. Pada 7 Januari 2025, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat kala itu, Antony Blinken, menyatakan bahwa konflik ini bertanggung jawab atas krisis ekstrem di Sudan.

Berdasarkan data resmi, konflik tersebut telah menyebabkan 638.000 warga Sudan mengalami krisis kelaparan terparah sepanjang sejarah, 30 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan puluhan ribu jiwa melayang.

Blinken menegaskan, "Pada Desember 2023, saya menyimpulkan bahwa Angkatan Bersenjata Sudan dan RSF telah melakukan kejahatan perang. Selain itu, RSF juga telah melakukan kejahatan atas kemanusiaan berupa pembersihan etnis."

Selama konflik berlangsung, RSF terus menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar. Salah satu contohnya adalah insiden pada 15 April 2025, dimana sekitar 400 orang tewas saat RSF melancarkan serangan di Darfur.


Halaman:

Komentar