Kisah Jahri, Petani Ciliwung yang Bertahan di Tengah Kota Jakarta
Di bantaran Kali Ciliwung, Jakarta Pusat, seorang pria berusia 64 tahun bernama Jahri masih setia menggarap lahan pertaniannya. Dikenal dengan panggilan Pak Jangkung karena posturnya yang tinggi, ia telah menjadi petani di tepi sungai ini selama dua dekade.
Perjalanan Hidup dari Cirebon ke Bantaran Ciliwung
Jahri memulai perantauannya dari Cirebon ke Jakarta pada akhir 1990-an. Awalnya ia berdagang di Pasar Tanah Abang sebelum memutuskan pindah ke bantaran Ciliwung. Kawasan ini dulu dikenal sebagai daerah yang sepi dan rawan kejahatan.
Program Pemberdayaan yang Mengubah Nasib
Sekitar tahun 2002, Jahri bergabung dengan program pemberdayaan warga yang difasilitasi pemerintah setempat. Program ini memberikan bantuan berupa pupuk, bibit, dan dana modal bagi warga yang ingin bertani di lahan pemerintah. Sistem kelompok yang awalnya diterapkan kini telah berubah menjadi pengelolaan secara mandiri.
Strategi Bertani di Tengah Kota
Jahri mengelola lahan hampir satu hektare dengan berbagai jenis tanaman seperti kangkung, bayam, kemangi, dan kenikir. Dengan sistem tanam teratur, kangkung dan bayam dipanen setiap 25 hari, sementara kemangi dan kenikir sekitar sebulan sekali.
Artikel Terkait
Kebijakan Kesejahteraan Guru: Tunjangan Langsung Rp 2 Juta & Program D4/S1
Benteng Perlindungan Koruptor Bea Cukai Dibongkar Purbaya, Ini Faktanya
Wakil Bupati Pidie Jaya Hasan Basri Diduga Aniaya Kepala SPPG, Ini Kronologinya
Kebakaran Medan Polonia Hanguskan 4 Rumah, Kerugian Rp 700 Juta